Tumad Dukung Satlantas Polresta Banda Aceh Cari Rombongan Penabrak Waled Ibrahim
Meunan news id. Banda Aceh - Beberapa hari yang lalu Aceh kembali kehilangan seorang ulama, Waled Ibrahim Usman Ulee Titi, Pimpinan Pesantren Raudhatuth Thalibah yang berkedudukan di Gampong Siron, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Sabtu (22/5/2021).
Waled Ibrahim meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di Jalan Banda Aceh-Medan, tepatnya di depan sebuah swalayan kawasan Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, sekitar pukul 09.00 WIB yang ditabrak oleh salah seorang dari para rombongan touring motor.
Pasca kejadian Satlantas Polresta Banda Aceh langsung mengadakan olah TKP dan sedang mencari empat pengendara sepeda motor rekan dari pelaku yang menabrak pimpinan pesantren Ule Titi Waled Ibrahim.
Dirlantas Polda Aceh Kombes Pol Dicky Sondani juga mengatakan hasil olah tempat kejadian perkara, ditemukan kalau pimpinan pesantren itu di tabrak oleh salah satu rombongan motor yang sedang touring dengan kecepatan tinggi. Pelaku yang menabrak almarhum Waled Ibrahim berinisial BR itu saat ini masih menjalani perawatan di RSUZA.
"Saya sudah perintahkan Kasatlantas Polresta untuk mencari empat orang yang ikut dalam rombongan touring tersebut," kata Kombes Pol Dicky, Senin (24/5).
Saat kejadian lakalantas itu, kata Kombes Pol Dicky, empat sepeda motor rombongan touring itu melarikan diri. Pihaknya akan mengambil tindakan tegas terhadap rombongan touring sepeda motor maupun mobil yang ugal-ugalan di jalan raya.
Terkait hal ini, Tuanku Muhammad anggota DPRK Banda Aceh yang juga turut berduka cita atas musibah ini serta hadir disaat prosesi fardhu kifayah almarhum menyambut baik sikap satlantas Polresta Banda Aceh dan Dirlantas Polda Aceh yang sedang mencari rekan-rekan penabrak Waled Ibrahim. Hal ini sangat diperlukan untuk memberikan rasa keadilan bagi keluarga almarhum dan juga pembelajaran bagi pengendara motor lainnya.
"Seharusnya ketika kejadian tabrakan ini terjadi para rekan-rekan penabrak jangan langsung lari dan meninggalkan rekannya sendirian dan juga memisahkan diri begitu saja. Tapi turutlah berupaya bertanggung jawab dan bersama-sama melihat kondisi rekannya yang terjatuh. Bukankah ketika berangkat bersama-sama dan saling percaya satu sama lain. Maka ketika satu tim terkena musibah seharusnya ikut membantu menolong dan bukan malah lari dan sembunyi hingga sekarang. Sikap seperti ini bukanlah sikap ksatria." Kata Tuanku.
Tuanku juga mendorong bagi para rekan penabrak yang masih dalam pencarian ini untuk bisa melapor dan kemudian bersama-sama menyelesaikan permasalahan ini sesuai dengan aturan yang ada. Juga segera hadir mengunjungi keluarga almarhum Waled Ibrahim.
"Setiap kita tentu tidak mau tertimpa musibah, namun jika pun musibah sudah menimpa kita, maka sudah pasti ada hikmah dibalik semua ini. Tapi jika kita lari dari tanggung jawab atas musibah yang menimpa orang lain akibat kita, maka suatu saat akan ad musibah yang lebih besar lagi yang akan menimpa kita kedepan." Ucap Tuanku.
Tuanku yang juga pernah mengalami kecelakaan di tahun 2016 lalu menyebutkan bahwa di saat terjadi kecelakaan tidak lain yang paling dibutuhkan oleh korban kecelakaan adalah pertolongan cepat untuk segera dibawa kerumah sakit. "Sebab semakin cepat ditolong akan semakin besar kesempatan untuk selamat. Maka sikap rekan yang lari tersebut adalah sikap yang salah dan tidak berkeprimanusiaan." Pungkas Tuanku
Tidak ada komentar