Panitia PON Aceh Mesti Paham Tugas Jurnalis
Meunan news id.Banda Aceh - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh merupakan momen penting yang menuntut kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk media massa. Media memiliki peran krusial dalam menyampaikan informasi terkait perhelatan olahraga nasional ini kepada masyarakat luas. Namun, sebuah insiden yang melibatkan perlakuan tidak menyenangkan terhadap seorang jurnalis oleh Panitia PON Aceh menimbulkan pertanyaan serius tentang kesiapan panitia dalam menyambut tamu dan atlet PON.
Dr. Taufik A Rahim, dalam pernyataan resminya, menyoroti sikap arogansi Panitia PON Aceh terhadap jurnalis tersebut. Menurutnya, kejadian ini mencerminkan kurangnya pemahaman panitia terhadap peran vital media dalam menyukseskan acara PON. Media massa berperan sebagai jembatan informasi, menyampaikan berbagai kegiatan dan momen penting selama PON berlangsung kepada masyarakat.
Taufik menekankan pentingnya pemahaman etika dan sopan santun dalam berinteraksi dengan media. Panitia PON Aceh harus memahami bahwa jurnalis memiliki tugas penting dalam menginformasikan kegiatan PON kepada publik. Menghalang-halangi atau memperlakukan jurnalis dengan tidak semestinya dapat menghambat penyampaian informasi yang akurat dan objektif kepada masyarakat.
Pj Gubernur Aceh perlu memberikan arahan tegas kepada Panitia Pelaksana PON Aceh untuk menghargai peran media massa. Panitia harus memahami bahwa media merupakan mitra penting dalam menyukseskan acara PON. Sikap arogan dan menghalang-halangi kerja jurnalis tidak hanya merugikan media, tetapi juga dapat berdampak negatif terhadap citra Aceh sebagai tuan rumah PON.
Aceh dikenal dengan kearifan lokalnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai sopan santun dan menghormati tamu. Perlakuan tidak pantas terhadap jurnalis yang tengah menjalankan tugasnya bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya Aceh. Panitia PON Aceh harus memahami bahwa sikap ramah dan profesional dalam melayani media merupakan cerminan budaya Aceh yang ramah dan santun.
Selain itu, Taufik juga mengingatkan bahwa anggaran PON bersumber dari uang rakyat Aceh. Penggunaan anggaran harus dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab, tanpa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Panitia PON Aceh harus memastikan bahwa anggaran digunakan secara efisien dan efektif untuk mendukung terlaksananya PON XXI yang sukses dan berkesan.
Kejadian ini menjadi momentum penting bagi Panitia PON Aceh untuk mengevaluasi diri dan memperbaiki sistem kerjanya. Panitia harus meningkatkan pemahaman tentang peran media massa dan pentingnya membangun hubungan yang harmonis dengan jurnalis. Hal ini akan membantu tercipta suasana yang kondusif bagi media dalam menjalankan tugasnya, sehingga informasi terkait PON XXI dapat tersampaikan kepada masyarakat dengan baik dan akurat.
Suksesnya PON XXI di Aceh tidak hanya ditentukan oleh prestasi atlet, tetapi juga oleh kesiapan panitia dalam menyambut tamu dan atlet, termasuk media massa. Panitia PON Aceh harus belajar dari kejadian ini dan meningkatkan kualitas pelayanannya kepada media, sehingga PON XXI dapat berjalan lancar dan sukses, serta meninggalkan kesan positif bagi masyarakat dan dunia olahraga nasional.(ADV)
Tidak ada komentar